Perpaduan Unik Hindu-Buddha di Kaki Gunung Welirang
Terletak di Desa Candi Wates, Pasuruan, Jawa Timur, Candi Jawi adalah sebuah monumen kuno yang memiliki keunikan tersendiri. Berbeda dari kebanyakan candi lain yang hanya menganut satu corak agama, Candi Jawi menjadi saksi bisu perpaduan harmonis antara ajaran Hindu dan Buddha. Candi ini tidak hanya memancarkan keindahan arsitektur, tetapi juga menyimpan kisah sejarah yang erat kaitannya dengan kejayaan Kerajaan Singasari dan Majapahit.
Sejarah Singkat dan Fungsi Candi Jawi
Candi Jawi diperkirakan dibangun pada abad ke-13 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari. Candi ini memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai tempat pemujaan dan tempat pendharmaan (penyimpanan abu jenazah) Raja Kertanegara.
Para sejarawan meyakini bahwa abu jenazah Kertanegara dibagi menjadi dua, sebagian disimpan di Candi Jawi dan sebagian lagi di Candi Singasari. Hal ini semakin mengukuhkan Candi Jawi sebagai situs yang sangat penting dalam sejarah Kerajaan Singasari. Candi ini juga diduga dibangun sebagai penanda wilayah Kerajaan Majapahit, yang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Singasari.
Rekomendasi situs tempat bermain slot terpercaya.
Arsitektur Unik: Perpaduan Hindu dan Buddha
Candi Jawi memiliki arsitektur yang sangat unik dan berbeda dari candi-candi lain di Jawa Timur. Bentuknya tinggi dan ramping, mengingatkan pada arsitektur candi-candi di Jawa Tengah, namun dengan ornamen dan detail yang khas Jawa Timur.
Keunikan utamanya terletak pada perpaduan dua agama. Secara keseluruhan, candi ini memiliki langgam (gaya) Hindu, namun di bagian puncak atapnya terdapat stupa Buddha. Perpaduan ini menjadi bukti nyata akulturasi dan toleransi beragama yang kuat pada masa itu.
Bagian-bagian penting dari Candi Jawi meliputi:
- Tubuh Candi: Terbuat dari batu andesit berwarna gelap. Tubuh candi dihiasi dengan relief-relief yang indah dan detail, meskipun sebagian besar sudah aus karena faktor usia. Relief-relief ini menceritakan kisah-kisah mitologi Hindu dan Buddha.
- Kaki Candi: Dibangun dengan gaya berundak-undak, dihiasi dengan relief bunga dan tumbuhan. Bagian ini juga dikelilingi oleh kolam yang berisi teratai, memberikan kesan suci dan damai.
- Atap Candi: Berbentuk meru (bertumpuk-tumpuk) yang semakin ke atas semakin mengecil. Puncaknya dihiasi dengan stupa Buddha, sebuah simbol yang mencolok dari perpaduan dua keyakinan.
Legenda dan Keunikan Candi Jawi
Salah satu legenda yang menyertai Candi Jawi adalah kisah tentang air yang mengalir di sekeliling candi. Masyarakat setempat percaya bahwa air tersebut memiliki kekuatan magis dan memberikan kesegaran. Keberadaan kolam di sekeliling candi memang menjadi ciri khas dan menambah keindahan serta kesan sakral dari bangunan ini.
Selain itu, posisi Candi Jawi yang berada di kaki Gunung Welirang juga memberikan pesona alam yang luar biasa. Pemandangan gunung yang hijau dan suasana pedesaan yang tenang menciptakan latar belakang yang sempurna untuk mengagumi keindahan candi ini.
Mengunjungi Candi Jawi: Pengalaman Budaya yang Damai
Mengunjungi Candi Jawi adalah sebuah pengalaman yang tenang dan damai. Letaknya yang jauh dari keramaian kota memungkinkan pengunjung untuk menikmati keindahan arsitektur dan suasana sejarah tanpa gangguan.
Tips Berkunjung:
- Lokasi: Candi Jawi mudah diakses dari jalan utama yang menghubungkan Surabaya dan Malang.
- Waktu Terbaik: Kunjungi pada pagi atau sore hari untuk menghindari teriknya matahari dan mendapatkan pencahayaan terbaik untuk berfoto.
- Pakaian: Kenakan pakaian yang sopan sebagai bentuk penghormatan terhadap situs bersejarah dan suci.
Candi Jawi adalah bukti nyata bagaimana seni dan keyakinan dapat bersatu, menciptakan mahakarya yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan makna filosofis. Ia berdiri kokoh sebagai simbol toleransi, warisan yang terus menginspirasi dan mengingatkan kita akan kejayaan peradaban masa lalu yang penuh dengan keharmonisan.