Candi Plaosan

Harmoni Cinta dan Toleransi Beragama dalam Arsitektur Kuno

Sering kali disebut secara keliru sebagai “Candi Plaosan Songo”, sesungguhnya nama yang benar adalah Candi Plaosan. Candi ini merupakan sebuah kompleks candi Buddha yang berdiri megah, membuktikan adanya harmoni dan toleransi beragama yang tinggi pada masa lalu. Berlokasi di Bugisan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Candi Plaosan menawarkan pesona arsitektur yang unik dan suasana yang damai di tengah hamparan sawah yang luas, menjadikannya destinasi yang tak kalah menarik dari candi-candi besar di sekitarnya.

Sejarah Pembangunan dan Kisah di Baliknya

Candi Plaosan diperkirakan dibangun pada abad ke-9 Masehi, pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya (Hindu) dan permaisurinya, Pramodawardhani dari Dinasti Syailendra (Buddha). Kisah cinta pasangan raja dan ratu dari dua keyakinan berbeda ini diyakini menjadi inspirasi utama di balik pembangunan candi. Candi Plaosan dibangun sebagai persembahan cinta dan bukti toleransi, di mana unsur-unsur arsitektur Hindu dan Buddha berpadu dengan harmonis.

Meskipun Rakai Pikatan memprakarsai pembangunan Candi Prambanan yang bercorak Hindu, ia juga mendukung pembangunan candi Buddha untuk permaisurinya. Hal ini menunjukkan era kejayaan di mana perbedaan keyakinan tidak menjadi penghalang, melainkan justru melahirkan mahakarya seni dan arsitektur yang menakjubkan.

Rekomendasi situs tempat bermain slot terpercaya.

Arsitektur yang Unik: Plaosan Lor dan Plaosan Kidul

Kompleks Candi Plaosan terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu Plaosan Lor (utara) dan Plaosan Kidul (selatan).

  • Plaosan Lor (Utara): Bagian ini merupakan yang terbesar dan paling terawat. Candi utamanya terdiri dari dua bangunan candi kembar yang menjulang tinggi, dikelilingi oleh 174 candi perwara (candi pengawal) dan stupa. Candi utama di Plaosan Lor memiliki dua tingkat dengan ruang-ruang di dalamnya, menunjukkan arsitektur yang rumit dan detail.
  • Plaosan Kidul (Selatan): Bagian ini kondisinya tidak seutuh Plaosan Lor, dengan sebagian besar candinya telah runtuh. Meskipun demikian, sisa-sisa reruntuhan dan pondasi yang ada tetap menunjukkan betapa megahnya kompleks ini pada masa kejayaannya.

Yang paling menarik adalah perpaduan gaya arsitektur yang ada. Meskipun secara keseluruhan merupakan candi Buddha, di beberapa bagian ditemukan relief atau arca yang memiliki corak Hindu. Ini membuktikan adanya akulturasi budaya dan toleransi yang kental.

Relief dan Arca yang Indah

Salah satu daya tarik utama Candi Plaosan adalah relief-reliefnya yang sangat halus dan detail. Panel-panel relief yang menghiasi dinding candi, terutama di Plaosan Lor, menggambarkan berbagai tokoh, di antaranya adalah arca-arca Bodhisattva yang indah. Wajah-wajah arca ini diukir dengan ekspresi yang sangat lembut dan tenang, mencerminkan kedamaian ajaran Buddha.

Di pintu masuk candi-candi perwara, kita bisa menemukan arca penjaga (Dwarapala) yang berukuran kecil namun memiliki detail yang menawan. Kehadiran arca-arca ini memberikan gambaran jelas tentang kekayaan artistik pada masa itu.

Suasana Damai di Tengah Hamparan Sawah

Lokasi Candi Plaosan yang berada di tengah hamparan sawah hijau membentang memberikan suasana yang sangat berbeda dari candi-candi lain yang sering kali berada di area yang lebih padat. Pemandangan pedesaan yang asri, udara yang sejuk, dan suara alam menciptakan atmosfer yang tenang dan damai. Momen terbaik untuk mengunjungi Candi Plaosan adalah saat matahari terbit atau menjelang matahari terbenam, di mana cahaya keemasan akan menyinari candi, menciptakan pemandangan yang sangat fotogenik dan romantis.

Mengunjungi Candi Plaosan: Destinasi yang Menyegarkan

Sebagai destinasi wisata, Candi Plaosan menawarkan pengalaman yang lebih personal dan intim. Pengunjung bisa berjalan santai di antara reruntuhan, mengagumi setiap detail ukiran, dan merasakan ketenangan yang sulit ditemukan di tempat lain. Karena letaknya yang berdekatan, Candi Plaosan sangat cocok untuk dikunjungi setelah Anda menjelajahi Candi Prambanan.

Candi Plaosan adalah simbol dari toleransi, cinta, dan keindahan arsitektur yang telah bertahan selama ribuan tahun. Ia mengajak kita untuk merenungi kekayaan peradaban masa lalu, di mana dua keyakinan dapat hidup berdampingan dan melahirkan mahakarya yang tak lekang oleh waktu.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top